Featured

BULLY, BECANDA, DAN BAPER

by - Juli 21, 2017

Masih hangat dengan kasus pembullyan mahasiswa berkebutuhan khusus dan kasus siswa yang dibully di Thamrin City. Keduanya tersebar ke ranah publik dari sosial media. Sebelumnya telah banyak kasus yang beredar juga tentang pembullyan dalam pergaulan secara terekspos maupun tidak terekspos.



Dalam tulisan ini saya tidak begitu mendukung perilaku bully, tetapi saya juga tidak begitu mendukung dengan perilaku yang mengatakan bahwa dirinya adalah korban dalam bully. Maksud saya adalah, kejadian bully sehari-hari adalah hal yang lumrah tergantung bagaimana pembully dan si dibully menganggap tindakan hal tersebut.

Sebagai anak muda yang memiliki pergaulan, seringkali saya mendapatkan istilah baper (Bawa Perasaan). Arti dari baper sendiri adalah saat kita menganggap serius suatu tindakkan yang padahal belum tentu maksud dari tindakkan untuk diseriuskan. Istilah yang bermakna sama seringkali juga kita jumpai adalah sumbu pendek.

Contoh kasus pada kata baper. Disaat saya menongkrong dengan teman-teman saya untuk merokok dan minum kopi bersama, teman saya meminta sebatang rokok dari bungkus rokok saya. Ekspresi saya mengatakan kekesalan dalam hati karena ia mengambil rokok, dalam benak saya berkata "Sial, ngambil-ngambil rokok gue" dan berekspresi tidak menyenangkan. Tetapi teman saya berkata "Ahelah, minta sebatang doang kesel. Idih, baper."

Salah satu postingan OA (Official Account) dan komentarnya.
Sedangkan contoh penggunaan kata sumbu pendek yang saya temukkan di OA (official acccount) di sebuah sosial media. OA tersebut mengunggah foto  Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tanpa caption, saat itu masih hangat-hangatnya kasus Ahok. Saat saya membuka kolom komentar postingan tersebut, beberapa menganggap bahwa OA tersebut cenderung pendukung Ahok atau mempermasalahkan postingan berfoto Ahok tersebut, sebagian komentar lainnya menyinggung warganet yang berkomentar seperti berikut; "Alah. Begitu doang dipermasalahin, dasar kaum sumbu pendek."

Komentar warganet yang menyinggung 'yang dikit-dikit diprovokasiin'

Kasus-kasus tersebut dalam hal baper dan sumbu pendek, menandakan seseorang tidak memahami tentang situasi yang dimaksud dan terlalu sedikitnya pengertian atas tindakan apa yang didapatnya. Meski begitu, segala tindakan tetaplah disebut bully namun penyelesaian yang berujung pada pengaduan pada pihak hukum karena masalah sepele, itulah yang disebut sebagai baper.

Kasus-kasus bully sekitar kita sebenarnya bisa kita selesaikan secara komunikasi manajemen konflik yang kooperatif. Karena bully adalah proses konflik pada komunikasi yang terjadi pada dua pihak atau pun lebih.

Bully sendiri bermakna:

adalah perilaku agresif disengaja yang menggunakan ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan. ... Seseorang yang melakukan bullyingdapat melakukan hal seperti: memukul, menendang, mendorong, meludah, mengejek, menggoda, penghinaan rasial, pelecehan verbal, dan mengancam. (sumber: https://terapianak.com/apa-itu-bullying/)

Sumber: https://bullyingnoway.gov.au/WhatIsBullying/Pages/Types-of-bullying.aspx
Menurut analisis saya, bully secara penyelesaiannya ada dua. Pertama, bisa diselesaikan secara mudah. Kedua, diselesaikan secara rumit.

Penyelesaian secara mudah biasanya dengan cukup kita memahami maksud dan tujuan komunikasi itu sendiri. Jika yang dimaksud adalah bercanda, bagaimana tindakan sebaiknya dilakukan, atau respon yang tepat agar tidak terjadi konflik berlebih, entahkah harus melaporkannya kepada pihak berwajib atau bisa diselesaikannya secara respon komunikasi yang seimbang dengan tujuan komunikasi tersebut.

Tips untuk Anda yang sering terbully:

1. Yakinilah, bawa teman Anda bukan bermaksud untuk menjatuhkan Anda. Setiap orang pasti membutuhkan orang lain untuk bergaul. Meyakini bahwa perlakuan bully yang mereka lakukan adalah becanda untuk proses pendekatan kepada Anda.

2. Tunjukkan pada mereka, bahwa diri Anda bukanlah bahan perpeloncoan. Diri Anda bukanlah bahan mainan, dan meyakini bahwa mereka bukan bertindak menjadikkan Anda mainan.

3. Bukalah pikiran Anda. Jangan terus-terus pada zona dimana Anda paham akan situasi, buatlah diri Anda terus memahami karakteristik orang lain.

4. Dalam komunikasi jangan pernah bertindak pukul rata. Semua memiliki cara pendekatan berbeda kepada Anda, mungkin perbuatan membully Anda hanyalah untuk ngecengin Anda agar tidak sendirian dalam bergaul.
Sumber: https://bullyingnoway.gov.au/WhatIsBullying/Pages/Types-of-bullying.aspx

Penyelesaian bully secara rumit, biasanya terjadi disebabkan hal yang tidak bisa diterima karena memang permusuhan. Seperti misalnya, Awkarin. Seperti yang kita ketahui, Awkarin seringkali dibully di sosial media oleh para warganet. Kebanyakan tanggapan warganet pada Awkarin  lebih cenderung menjatuhkannya.

Perbedaannya dari yang pertama dan kedua adalah: Yang pertama biasanya terjadi karena kawan, teman dekat, teman sekelas dan sebagainya agar terjadi pendekatan. Sedangkan yang kedua, lebih cenderung untuk menjatuhkan karena memang bukan teman, cenderung lawan, dan memang untuk merendahkan.

Teruntuk pelaku bullying, pastikan juga tindakkan bully yang kalian lakukan adalah untuk bercanda untuk menghindari konflik berlanjut. Karena harus diketahui juga, belum tentu semua orang bisa menerima akan hal bully yang bertujuan sekedar becanda. Selain itu, jika maksudnya adalah menjatuhkan, pastikan ia tidak lebih berkuasa daripada Anda, karena bisa mengakibatkan efek bumerang.

Sebenarnya, banyak sekali kejadian bully disekitar kita. Entahlah untuk becanda atau menjatuhkan kepada pihak yang menerima tindakan. Semua tergantung pola pikir penerima tindakan tersebut, dan maksud tujuan pelaku.

***
(Pengalaman Pribadi)

Opini ini juga saya buat karena saya pernah dibully.

Pada saat waktu itu saya adalah orang yang menjadi sasaran bully dan selalu beranggapan bahwa diri saya adalah korban bully. Sebelum-sebelumnya, saya dibully dan merasa tidak menerima tindakan tersebut. Respon teman saya terhadap saya yang tidak bisa menerima hanyalah: "Baperan, dasar."

Setelah saya mendapat perlakuan demikian secara terus menerus, saya harus memahami bahwa tindakkan pada teman sendiri bukanlah untuk menjatuhkan, saya hanya meyakinkan bahwa teman saya ini hanya berniat ngecengin bukan untuk menjatuhkan. Seiring berjalannya waktu, saya menerima dan mengubah pikiran bahwa saya tidak sedang dibully, akhirnya kami menjadi teman baik. Semua tergantung dari bagaimana merespon dan memahami tindakan.

Intinya, sebagai orang mendapatkan perlakuan tersebut adalah perlunya memahami maksud dari tindakkan tersebut dan bertindak agar lebih kooperatif tidak memperpanjang konflik.

Sekian.

You May Also Like

0 komentar