Featured

BERTANDANG KE RUMAH ANDREA HIRATA

by - Agustus 11, 2017

Halo guys, perjalanan menuju Lombok (baca: BACKPACKERAN KE SURGA (JOGJA-LOMBOK)) yang saya lakukan pada beberapa minggu yang lalu masih belum membayar penat saya dari kesibukkan kuliah. Perjalanan yang memakan waktu lama karena backpackeran, harus diisi dengan kesenangan lain yang lebih enteng daripada sebelumnya.

Perjalanan saya kali ini menuju Belitung bersama rekan saya Kicay, Refan dan Refo sebagai tim yang berlibur. Perjalanan kali ini lebih mudah disebabkan hanya berangkat menggunakan pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara H.A.S Hanandjoedin di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung.

Penerbangan memakan waktu selama hampir satu jam dengan harga sekitar Rp344.000.

Di Belitung, Kicay memiliki banyak sanak keluarga yang tinggal, sehingga kami memiliki kecukupan akomodasi seperti transportasi dan tempat tinggal. Saudara Kicay bernama Bang Leo yang tinggal di Merbau, Tanjung Pandan, menjadi tempat kami bermalam. Bang Leo sendiri adalah petugas bandara H.A.S Hanandjoedin, sehingga sewaktu kami sudah landing kami langsung dijemput Bang Leo di dalam bandara.

***



Pada hari pertama kami tiba di pulau Belitung, kami menikmati malam pertama kami di daerah Gorong-Gorong dekat pantai Tanjung Pendam. Kami menyeruput kopi dengan suasana yang sangat nyaman dan tentram diiring musik-musik era MTV Indonesia yang sangat enak didengar.

Nama kafe tersebut adalah Fezdaf Cafe. Tempat ini dari papan signnya menunjukkan dalam naungan perusahaan rokok Surya. Di sebelah Fezdaf Cafe juga terdapat mural-mural kreatif milik anak Belitung.


Hal pertama yang sadari ketika berjalan-jalan menggunakan mobil di Belitung adalah, di sini jalanan begitu amat sepi dan lengang. Karena begitu amat sepi dan lengang, lalulintas di Belitung berbahaya, kendaraan menyebrang sembarangan, lebih sering melanggar lampu merah, hingga parkir kendaraan sembarangan. Namun yang saya acungi jempol di Belitung adalah tidak adanya pengamen dan pengemis di seisi pulau Belitung.

***


Keesokan harinya, saya berempat berangkat menuju pantai Tanjung Tinggi dengan disopiri bang Leo. Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam kurang dari Tanjung Pandan.



Pantai Tanjung Tinggi sendiri adalah lokasi syuting film Laskar Pelangi. Pantai ini menjadi terekspos dan telah dimiliki perusahaan swasta untuk dijadikan objek wisata. Bagian menariknya dari pantai ini memilliki bebatuan yang begitu besar, sehingga menjadi indah dan menarik untuk menjadikannya tempat berfoto.

Pantai Tanjung Tinggi juga menyediakan perahu untuk menikmati perjalanan hingga ke tengah laut. Hanya saja, perjalanan kami hari tidak bisa ke laut untuk nanti menjadi persiapan ke tengah laut yang amat besar :).

Setelah menghabiskan bernyiur melambai di pantai Tanjung Tinggi, kami menikmati senja di Bukit Berahu. Lokasinya sekitar 15 menit dari pantai Tanjung Tinggi dengan mobil.

Di Bukit Berahu menyediakan bir, minuman ringan dan jus, serta makanan lainnya. Sebenarnya, tempat ini juga tersedia penginapan yang cocok untuk yang sedang berbulan madu. Tempat ini sangat disarankan untuk melihat sunset di Belitung untuk memanjakan mata. Namun harganya, cukup menguras dompet dan saldo ATM Anda.


Tapi tempat ini cukup nyaman dengan cottage-cottagenya yang langsung berhadapan dengan bibir pantai dan ayunan untuk bermain berdua dengan pasangan.

***

Berikutnya, kami mengikuti open trip dengan tujuan pulau Pasir, Mercusuar, spot snorkling dan pulau Kepayang. Untuk menuju kesana, pertama-tama menaiki perahu dari dermaga di pantai Tanjung Kelayang. Setiap perahu dihargai Rp500.000.

Pulau Pasir, adalah pulau yang sangat kecil dan hanya bisa dikunjungi saat laut sedang surut. Pulau ini hanyalah gundukkan pasir yang timbul dari dasar laut. Di sekitarnya banyak biota laut seperti bintang laut dan ubur-ubur. Jadi tetaplah berhati-hati dan jangan bermain dengan biota laut. Berbahaya.

Selanjutnya, menuju pulau Mercusuar yang di sana terdapat Mercusuar peninggalan zaman Hindia-Belanda. Terdapat bebatuan besar seperti yang ada di pantai Tanjung Tinggi.

Mercusuar dapat dimasuki hingga lantai 3 saja. Tetapi beberapa tahun yang lalu, Mercusuar dapat dinaiki hingga paling atas serta bisa melihat pemandangan dari ketinggian. Tetapi disebabkan sedang renovasi dan tingkah buruk pengunjung, pengunjung hanya bisa sampai lantai 3 saja.


Jika merasa lapar sebelum snorkling, jangan khawatir. Di pulau Mercusuar juga ada tempat jajanan kok untuk mengisi perut, jadi jangan khawatir takut pingsan sebelum terjun ke laut.


Setelah dari pulau Mercusuar, kami snorkling di laguna yang dekat dengan pulau Mercusuar, di sini kamu bisa melihat ikan-ikan dengan rombongannya menghampiri jika Anda membawakan makanan untuk ikan. Ikan bisa diundang jika Anda membawa makanan seperti pelet ikan, atau sekedar remah-remah roti. Jadi persiapkan makanan untuknya agar ia mau berenang bersamamu di dalam air.

Terakhir, kami memenuhi stamina kami yang terkuras demi berenang dan menyelam bersama ikan-ikan di laut. Kami makan siang di pulau Kepayang yang lokasinya lebih dekat menuju pulau Belitung.

Di pulau Kepayang menyediakan makanan gratis yang hanya membayar dengan tiket trip kita. Tersedia juga beberapa makanan lainnya yang bisa dibayar dengan harga yang merakyat.

***

Perjalanan kami lanjutkan pada esok harinya, kami menuju Belitung Timur. Belitung Timur sendiri adalah kampung halaman Andrea Hirata dan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama. Tepatnya di Gantong, Belitung Timur.

Saat tiba di Gantong, kami mengunjungi SD Muhammadiyah Gantong yang sudah menjadi replika saja. SD tersebut adalah tempat masa kecil Andrea Hirata bersekolah hingga sesukses sekarang. Di dalam sekolah ini hanya tersisa papan tulis, meja-meja dan kursi-kursi saja, sedangkan peninggalan penting bagi SD Muhammadiyah Gantong berada di Museum Kata Andrea Hirata.

Di dekat SD Muhammadiyah, kami singgah sebentar di penjual batu cincin. Batu cincin asli dari Belitung adalah batu Satam yang menjadi ikon di bundaran simpang lima Tanjung Pandan. Batu Satam yang asli, adalah batu yang bisa berputar bila kuku kita menyentuhnya.

Cara memotong dan mengasah batu Satam tidaklah sembarangan. Batu Satam harus diberikan getah pandan terlebih dahulu, barulah dipotong. Sebab jika tidak diberi getah, kemampuan (atau energi magnet) yang dimilikki batu Satam bisa hilang.

Selanjutnya, kami berkunjung ke Museum Kata Andrea Hirata. Museum Kata hanya perlu berkendara beberapa menit dari SD Muhammadiyah Gantong. Tampilan Museum Kata begitu artistik dengan warna-warninya yang berseni.

Museum Kata ini sendiri berisikan kata-kata, sumber inspirasi, sejarah-sejarah Belitung Timur, dan peninggalan-peninggalan berharga dari Andrea Hirata. Tempat ini adalah rumah bagi Andrea Hirata. Untuk menikmati keisitimewaan dalam Museum Kata ini, Anda harus merogoh kocek sebesar Rp50.000 per orang.

Sebelumnya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu. di pulau Belitung memiliki 2 kabupaten, yakni kabupaten Belitung yang beribukota Tanjung Pandan dan kabupaten Belitung Timur yang beribukota di Manggar.

Belitung Timur lebih terbelakang daripada Belitung sebelah barat. Saat saya datang, Belitung Timur pasca mengalami banjir bandang yang mengakibatkan buaya berkeliaran. Keterbelakangan Belitung Timur dapat dilihat dari sedikitnya kemajuan dan perekonomian. Meski begitu, di Belitung Timur memiliki tempat nongkrong idaman. Yaitu, Warkop Millenium.

Menu andalan di Warkop Millenium ini adalah kopi Manggar atau Kopi O Belitung. Kopi ini menjadi primadona masyarakat Belitung dan kebiasaan meminum kopi sudah membudaya di Belitung.

Cara minum kopi di daerah Belitung, sama dengan cara meminum kopi di kawasan Sumatera. Yakni, dengan menuangkan air kepada wadah kopi, dan meminum diatas wadah kopi. Alasannya, agar air kopi cepat dingin dan mudah diminum.

***

Perjalanan kami yang terakhir adalah mengunjungi Danau Biru Kaolin. Danau Biru ini dahulunya bekas tambang Timah yang ada di Belitung. Menjadi objek wisata yang kami kunjungi karena memang ramai dikunjungi.

Suasana pasir putih memanjakan mata dan danau berwarna birunya yang menggoda untuk memasukinya. Berhubung tempat tersebut adalah bekas penambangan Timah, disana sulit menemukan tempat berteduh kecuali di bagian pinggiran danau.

Tempat ini disarankan untuk Anda yang ingin kekinian foto-foto di Belitung. Namun, jangan lupa membawa sunblock agar tidak terkena terik ultraviolet matahari.

Sebelum kami menutup perjalanan kami, kami memanjakan diri juga di Bakau Labuna yang berada di sekitar pantai Tanjung Tinggi. Tempat ini, jangan dilewatkamangrove.
n, sebab menjadi tempat berteduh sekaligus menikmati ketenangan di dalam hutan

Hutan mangrove ini dilengkapi dengan jalur-jalur yang berujung ke sebuah bukit. Sepanjang jalur-jalur juga biasanya bisa melihat gazebo untuk beristirahat jika lelah. Tak hanya itu, ada beberapa titik lokasi dari hutan mangrove ini terpasang payung cantik warna-warni.

Okay, sekian perjalanan kami di Belitung. Tunggu terus artikel blog berikutnya di tempat-tempat berikutnya.





You May Also Like

0 komentar